Senin, 01 Desember 2014

Ketika Dia Selingkuh

Ketika Dia Selingkuh: Ketika kamu tahu bahwa si dia / pasangan anda yang selama ini mengisi ruang hati ternyata melakukan perselingkuhan , pasti perasaan kamu kecewa berat, remuk redam bak dihantam palu godam. Penilaian kamu tentangnya selama ini ternyata meleset, dia yang dianggap polos, jujur dan setia tak lebih dari serigala berbulu domba... Apa tindakan kamu selanjutnya?...Mungkin kamu berpikir untuk mencoba berbicara dari hati ke hati untuk memperbaiki komitmen yang pernah kalian berdua ikrarkan, atau detik itu juga kamu putuskan mengakhiri hubungan.


Siapapun kamu, mau cewek ataupun cowok...jika pasanganmu ternyata terbukti melakukan perselingkuhan, apa yang akan kamu lakukan?!. Mungkin anda berpikir, bagaimana cara mempertahankan dan memperbaiki hubungan dan mengenyahkan orang ketiga diantara kalian berdua. Jika ini pilihan sikap kamu...kamu telah bertaruh, berjudi dengan memasang modal besar, dengan harapan menang...moga - moga. Ingat , selingkuh merupakan tabiat...pola perilaku bawaan mental sejak dini yang dipupuk atau dipengaruhi lingkungan keluarga dan masyarakat sekitarnya. Tentu bukan hal yang mudah untuk merubah tabiat orang lain , dan dibutuhkan mental baja hati tanpa rasa...anda harus menyuntikan imun mematikan rasa, menekan rasa kecewa dan kepedihan akibat diselingkuhi.





Anda tidak perlu melakukan koreksi diri berlebihan, dengan berpikir " mungkin saya tidak bisa memenuhi keinginannya, saya tidak bisa membahagiakannya". Keinginan syahwat duniawi itu bak busa laut yang semakin banyak kita teguk semakin kita merasa haus. Anda tidak perlu berlarut larut mengutuki nasib dan menyalahkan diri sendiri, dan seakan akan membenarkan tindakannya. Banyak pasangan yang secara ekonomi hidupnya pas pasan namun mereka mampu saling menghargai dan menjaga kesetiaannya sampai akhir khayatnya...bukankah kita percaya dan yakin bahwa rejeki itu hak Alloh, kepada siapa dia akan memberi lebih dan sebaliknya. Anda berhak bahagia dan anda bisa bahagia tanpa dia, jangan pernah menekan perasaan dan harga diri dengan mencoba menerima perlakuannya.


Biasanya yang pertama kali mengendus ketidak beresan atau perselingkuhan pasangan anda itu berdasarkan feeling, nurani atau indera ke enam, insting, bisikan hati atau apapun istilahnya. Ketika segala kecurigaan ini pada akhirnya memang terbukti atau bahkan diperkuat dengan pengakuan, anda tidak perlu melakukan interogasi yang berlebihan. Semakin banyak yang anda tahu tentang apa - apa yang telah dilakukan pasangan anda dan selingkuhannya, semakin anda merasa terluka. Satu hal lagi, anda tidak perlu melakukan tindakan kekerasan apapun pada lelaki atau perempuan yang telah merebut pasangan anda, anda marah atau mencacinya memang wajar...dia memang terlibat dalam kehancuran hubungan anda. Tapi ingat, yang mempunyai komitmen bukanlah dia tapi pasangan anda, dan dialah pelaku utama.


Supaya anda bisa move on dengan cepat, walaupun mungkin analogi yang dipakai cukup kasar namun memang sepertinya tak ada kata yang lebih pantas selain "sampah". Pernahkah anda mengingat ngingat dimana , kapan dan apa saja sampah yang pernah anda buang? Anggaplah anda membuang sampah, barang yang sudah lapuk, basi, dan tak ada manfaat atau kegunaannya lagi, jika dipeliharapun selain memakan tempat menjadi sarang bibit penyakit. Anggaplah pasangan anda itu sesuatu yang memang sudah saatnya dibuang, walaupun saya tahu persis sangat sulit untuk menghilangkan segala kenangan - kenangan indah...namun jika anda ingin hidup tenang, tidak dibayang bayangi kecurigaan sepanjang hidup, mau atau tidak mau anda harus mulai berpikir untuk memilih pasangan pengganti yang benar benar bisa berbagi dalam suka maupun duka.


Kesetiaan itu ibarat gucci kristal, jika kita memecahkannya tak mungkin bisa memulihkannya lagi. Pengkhianatan itu ibarat noda tinta di atas kertas putih, walaupun kita berusaha menghilangkannya, bekasnya akan selalu kentara. Jika anda memilih untuk jungkir balik mempertahankan hubungan walaupun tersakiti, teraniaya...saya berpikir, apakah saya harus mengangkat empat jempol buat anda, salute...ataukah saya harus berbelasungkawa, anda telah mati rasa!. Bahasa Cinta Kasih